Program Nasional Penurunan Stunting

0

Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.

Jadi yang intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 keatas dan juga pada saat ibunya hamil itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting,” Menkes Budi G Sadikin.

Menkes menjelaskan upaya pertama pencegahan stunting adalah pemberian TTD bagi para remaja putri. Kegiatan ini telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

“Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi, jadi harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah,” terang Menkes.

Intervensi kedua, dengan pemberian TTD, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

“Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Programnya adalah kita kasih makan yang cukup, untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan Pemda. Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan, untuk melihat perkembangan janinnnya cukup atau tidak. kalau tidak kita bisa segera lakukan intervensi,” terang Menkes.

Upaya ketiga, lanjut Menkes, dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Dikatakan Menkes, protein hewani ini tidak perlu yang mahal. Ada banyak sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan bisa didapatkan di sekitar kita.

“Yang paling penting menurunkan stunting dengan menambahkan protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. Terserah di masing-masing daerah yang tersedianya, yang penting protein hewani,” ujar Menkes.

Menurut Menkes ketiga program tersebut mendesak untuk dilaksanakan. Guna memastikan intervensi berjalan optimal, Kemenkes telah menambahkan 2 metode pengukuran yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan.

Untuk remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter. Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

“Pemerintah pusat sudah membeli 10 ribu HB Meter mobile untuk seluruh puskesmas, yang bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengikuti apakah udah cukup zat besinya. Kalau belum berarti setiap hari harus minum TTD,” lanjut Menkes.

Sementara untuk ibu hamil, pengukuran zat besi dan gizi dilakukan dengan penyediaan USG di semua puskesmas. Melalui alat ini, perkembangan dan pertumbuhan bayi bisa terpantau, sehingga jika ada kondisi yang tidak sesuai dapat segera terdeteksi.

“Pengadaan USG ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini 60%, tahun depan sisanya 40%. Dipilih USG, karena USG bisa mengukur panjang bayi di dalam janin. Kalau saat diukur tubuhnya pendek, kita jadi tahu ibunya kekurangan gizi jadi kita lakukan intervensi lebih banyak untuk menambah gizi sang ibu,” terang Menkes.Dengan dukungan dan kolaborasi lintas sektor dan program, Menkes optimis ketiga program intervensi tersebut dapat berhasil dan mampu mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia. “Kalau ketiganya bisa kita lakukan, Insya Allah stuntingnya bisa turun, dukungan seluruh pihak sangat penting untuk memastikan intervensi ini berjalan optimal,”ujar Menkes.

Di Puskesmas Buntu Batu, Upaya Percepatan Penurunan Stunting telah dilakukan sejak tahun 2019. Salah satu Inovasi yang dilaksanakan adalah pembentukan Tim Kompas (Kelompok Pemerhati Stunting) di Kecamatan Buntu Batu. Kegiatan KOMPAS adalah membentuk kelompok pemerhati stunting dari semua lintas sektor dan lintas program untuk berkolaborasi dalam Percepatan Penurunan Stunting.

KOMPAS Buntu Batu telah berhasil memberdayakan masyarakat dalam penanganan stunting seperti : Terbentuknya POS GIZI MITRA LANGIT DESA LANGDA, TERLAKSANANYA POSYANDU CERIA DI DESA LANGDA, BERJALANNYA KELAS IBU HAMIL ” KASIH IBU AMAT MANIS” di DESA LANGDA. Kemudian DI Desa Ledan TERBENTUKNYA POS GIZI “MADU MANIS DESA LEDAN”, PMT DESA ERAN BATU, PMT DESA POTOKULLIN, POS GIZI DESA BUNTU MONDONG dll.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *